Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib adalah inti dari iman Kristen. Melalui pengorbanan-Nya, kita melihat manifestasi kasih yang tak berkesudahan dari Allah kepada umat manusia. Khotbah ini akan mengupas makna mendalam dari pengorbanan Yesus dan bagaimana kita, sebagai pengikut-Nya, dapat merespons dengan penuh rasa syukur dan dedikasi.
1. Kasih yang Mengorbankan
Di Yohanes 3:16, kita membaca, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Ayat ini menegaskan bahwa kasih Allah tidak hanya berupa kata-kata, tetapi diwujudkan melalui tindakan pengorbanan yang paling besar—memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk keselamatan kita. Pengorbanan Yesus adalah bukti nyata kasih Allah yang tidak bersyarat.
2. Penebusan Dosa
Salah satu aspek terpenting dari pengorbanan Yesus adalah penebusan dosa. Di 1 Petrus 2:24, disebutkan, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran; oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” Yesus menanggung hukuman yang seharusnya kita terima, memungkinkan kita untuk diperdamaikan dengan Allah. Pengorbanan ini membuka jalan bagi kita untuk menerima pengampunan dan hidup baru.
3. Teladan Kasih dan Pengorbanan
renungan kristen singkat Yesus tidak hanya menebus dosa-dosa kita, tetapi juga memberikan teladan bagaimana kita harus hidup. Di Yohanes 15:13, Yesus berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Pengorbanan-Nya mengajarkan kita tentang pentingnya mengasihi sesama dengan tulus dan tanpa pamrih. Kasih yang Yesus tunjukkan adalah kasih yang rela berkorban demi kebaikan orang lain.
4. Panggilan untuk Mengikuti Yesus
Mengikuti Yesus berarti meneladani pengorbanan-Nya. Dalam Matius 16:24, Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” Ini adalah panggilan untuk hidup dalam ketaatan dan pengorbanan, menyerahkan kepentingan pribadi demi mengikuti jalan-Nya. Pengorbanan kita mungkin tidak sebesar yang Yesus lakukan, tetapi setiap tindakan kasih dan pengorbanan kita adalah cerminan dari kasih-Nya.
5. Hidup dalam Kasih dan Syukur
Pengorbanan Yesus mengundang kita untuk hidup dalam kasih dan syukur. Di Efesus 5:2, Paulus menasihati kita, “Hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” Merespons pengorbanan Yesus dengan hidup dalam kasih berarti menunjukkan kasih Allah kepada orang lain melalui tindakan kita sehari-hari.
Kesimpulan
Pengorbanan Yesus Kristus adalah manifestasi dari kasih Allah yang tak berkesudahan. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, kita menerima penebusan, pengampunan, dan hidup yang kekal. Pengorbanan ini juga menjadi teladan bagi kita untuk mengasihi dan berkorban bagi sesama. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjalani hidup yang mencerminkan kasih dan pengorbanan Yesus, selalu bersyukur atas anugerah yang telah kita terima. Dengan demikian, kita tidak hanya menghormati pengorbanan-Nya, tetapi juga memperlihatkan kasih Allah kepada dunia melalui hidup kita.